65. Al Maajid
Sedangkan manusia yang diciptakan Allah diberi prediket mulia, baik dan suci, tentu yang menciptakannya yaitu Allah Yang Maha Mulia, Dialah Allah dengan sifat Al Maajid;
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ
إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ
إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيدُ
وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ
ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيدُ
فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; Itulah keberuntungan yang besar. Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras. Sesungguhnya Dia-lah yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali).Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, yang mempunyai 'Arsy, lagi Maha mulia, Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya”.[Al Buruj 85;11-16]
Dengan kemuliaan-Nya, Allah bertempat pada satu tempat yang tidak akan terjangkau oleh manusia, yaitu ’Arsy. Berkaitan dengan keberadaan Allah ada tiga pendapat yang dapat diungkapkan dalam rangka mencerahkan kita, agar kita tidak salah mengartikan tentang bertempatnya Yang Maha Mulia.
Kalau seseorang beriman dengan benar pada Al-Quran Al-Kariem dan sunnah, maka dia pasti akan mendapatkan jawaban bahwa Allah SubhanahuWata`alaituada di langit dan di ata Arsy. Itulah keterangan yang benar sesuai dengan informasi yang Allah SWT tetapkan sendiri dalam Al-Quran Al-Kariem.
1. Allah Diatas Arsy
Keteranganbahwa Allah SWT ada di atasArsyadalahfirman Allah SWT sendiri yang ditetapkan di dalam Al-Quran Al-Kariem.
Maka tidak ada kesempatan sedikit pun bagi manusia untuk menolak apa yang telah Allah SWT tetapkan sendiri tentang dirinya.
Sesungguhnya Tuhankamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas'Arsy .Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya.Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.MahaSuci Allah, Tuhan semesta alam.(QS. Al-Araf : 54)
Redaksi yang sama tentang keberadaan Allah di Al ‘Arsy juga terdapat pada beberapa surat yaitu Yunus;3, Ar Ra’d;2, Thaha;5, Al Furqan; 59, As Sajdah; 4, dan Al Hadid;4.
2. Allah Di Langit
Selain itu di dalam Al-Quran Al-Kariem juga ada keterangan bahwa Allah SWT itu ada di langit.
“Tidakkah kamu merasa aman dari Allah yang berada DI LANGIT bahwa Dia akan menjungkir-balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang.Atau apakah merasa aman terhadap Allah yang DI LANGIT bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat) mendustakan peringatan-Ku”.( QS Al-Mulk : 16-17).
Selain itu ada hadits dari Rasulullah SAW yang juga menjelaskan tentang dimanakah Allah SWT itu .Dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Kasihanilah yang bumi maka kamu akan dikasihani oleh Yang DI LANGIT”. (HR. Tirmiziy).
Namun tentang bagaimana tentang keberadaan Allah SWT di langit dan di asry, kita tidak punya keterangan pasti.Maka kita imani keberadaannya sedangkan teknisnya seperti apa, itu majhul. Dan bertanya tentang seperti apa teknisnya adalah bid’ah. Ini adalahj awaban paling aman dan inilah yang diajarkan Imam Ahmad kepada kita.
3. Tidak Ada Keterangan Bahwa Allah Ada Dimana-mana
Sebaliknya, tentang keterangan bahwa Allah SWT itu ada dimana-mana, sama sekali kita tidak mendapatkan dalil yang sharih.
Paling jauh ada ayat berikut ini saja :
Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihatapa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid : 4)
Namun kata ma’a tidak berarti menunjukkan tempat seseorang berada. Sebab dalam percakapan kita bisa mengatakan bahwaa ku menyertaimu, meski pada kenyataannya tida kberduaan. Sebab kebersamaan Allah SWT dalam ayat ini adalah berbentuk muraqabah ataup engawasan.
Seperti ketika Rasulullah SAW berkata kepada Abu Bakarra di dalam gua,”Jangan kamu sedih, Allah beserta kita”.Ini tidak berarti Allah SWT ikut masuk gua.Juga ketika Musa as berkata,”bersama ku tuhanku”, tidak berarti Allah SWT ada di pinggir laut merah saat itu.
Jikalau kamu tidak menolongnya makas esungguhnya Allah telah menolongnya ketika orang-orang kafir mengeluarkannya sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Jangan lah kamu berdukacita, sesungguhnya Allah besertakita."(QS. At-Taubah : 40)
Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku".(QS. As-Syu’ara : 62) [Dimanakah Allah ? Konsultasi& FAQOleh :Fakta 04 Jul 2004 - 7:34 am,Swaramuslim.net]
Allah Yang Maha Mulia, Dialah yang telah memulikan makhluk-Nya dengan segala kelebihan, Dia telah memberikan kemuliaan kepada manusia bukan karena status sosial dan keturunan tapi kemuliaan itu terletak pada taqwa hamba-Nya, semakin taqwa maka semakin mulia posisinya di hadapan Yang Maha Mulia;
”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal” [Al Hujurat 49;13].
Selayaknya pula kita meletakkan kembali Kemuliaan Allah sesuai dengan kapasitas-Nya dan keberadaan manusia sesuai dengan fitrahnya, inilah Kemuliaan Allah dimata hamba-Nya;
Pertama, Allah itu ahad; maksudnya adalah Allah saja yang memiliki sifat, pekerjaan dan zat-Nya yang tidak sama dengan makhluk-Nya. Allah ahad atas sifatnya, hanya Dia saja yang mempunyai kesempurnaan sifat, Allah ahad atas pekerjaan-Nya adalah hanya Allah saja yang mampu berbuat demikian menurut kehendak-Nya dan Allah Ahad dari segi zat-Nya, kejadian Allah tidak sama dengan kejadian makhluk demikian pula zat kejadian Allah tidak satupun makhluk berkewajiban untuk mengetahinya [112;1-4]
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."[Al Ikhlas 112;1-4]
Kedua, tidak ada yang menyamainya; walaupun sifat dan pekerjaannya juga banyak dimiliki oleh hamba-Nya tapi segala sifat dan pekerjaan itu jauh berbeda dengan apa yang dikerjakan hamba-Nya;
(Dia) Pencipta langit dan bumi. dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat [Asy Syura 42;11]
Ketiga, Tuhan bagi sekalian makhluk; semua makhluk yang ada di dunia ini Tuhannya adalah Allah walaupun tidak sedikit yang keliru mengambil tuhan, ada yang mengambil tuhan dari jenis jin, malaikat, manusia, batu, berhala serta apapun yang mereka ikuti dalam seluruh aturan yang dibuat manusia;
(yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah Dia; dan dia adalah pemelihara segala sesuatu.[Al An’am 6;102]
Keempat, tidak ada tuhan selain Dia; sehingga segala sembahan yang diambil manusia adalah bathil yang mempermudah mereka untuk masuk neraka tanpa hisab, inilah yang disebut dengan syirik, segala pengabdian manusia harus ditujukan kepada Allah semata;
Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".[Lukman 31;13]
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam [6;162]
Kelima, Dialah Tuhan yang wajib ditaati; ibadah saja tidak cukup tanpa diiringi dengan ketaatan, sebagaimana iblis adalah makhluk Allah yang sudah banyak ibadahnya serta hamba Allah yang senior, tapi akhirnya terlaknat dan dikutuk Allah karena ketaatannya kepada Allah tidak terujud;
”Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka[1045] ialah ucapan. "Kami mendengar, dan Kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.”[An Nuur, 24;51] ,
Dengan cara demikianlah orang-orang yang mulia yaitu orang-orang yang beriman untuk memuliakan Yang Maha Mulia, sehingga eksistensi Allah sebagai Yang Maha Mulia tetap terjaga di hati hamba-Nya yang diujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Al Maajid, Allah Yang Maha Mulia, tiada kemuliaan yang ada pada kami tanpa Engkau yang memberikannya, berilah kami kemampuan untuk menjaga kemuliaan ini bersama iman, taqwa dan amal shaleh, tanpa itu semua maka kehadiran kami di dunia ini tidak beda dengan hewan melata lainnya, kokohkanlah dalam hati kami iman yang selalu istiqamah walaupun hidup penuh dengan ujian, fitnah dan cobaan, berilah kami ujian yang kami mampu untuk memikulnya.
Allah Yang Maha Mulia, Engkau yang memberikan kemuliaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau pula yang mencabut kemuliaan itu dari siapa yang Engkau kehendaki, Engkau yang memberikan Kekuasaan kepada siapa yang Engkau kehendaki, sehingga dengan kekuasaan itu manusia menjadi mulia dan Engkau pula yang mencabut kekuasaan itu dari siapa yang Engkau kehendaki, Engkau berkuasa untuk berbuat menurut kehendak-Mu, Wallahu a’lam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment