[1]Taa, Siin, Miim.
[2]Inilah ayat-ayat Kitab – Al-Quran – yang memberi penjelasan.
[3]Kami bacakan kepadamu
(wahai Muhammad) sebahagian dari kisah Nabi Musa dan Firaun dengan
keterangan yang benar bagi orang-orang yang beriman.
[4]Sesungguhnya Firaun telah
berlaku zalim di bumi (Mesir) dengan melampaui batas, serta ia
menjadikan penduduknya berpuak-puak. Ia menindas sepuak di antaranya
dengan membunuh anak-anak lelaki mereka dan membiarkan hidup anak-anak
perempuan mereka. Sesungguhnya adalah ia dari golongan yang membuat
kerosakan.
[5]Dan Kami hendak berihsan
dengan memberikan pertolongan kepada kaum yang tertindas di negeri itu,
dan hendak menjadikan mereka pemimpin-pemimpin, serta hendak menjadikan
mereka orang-orang yang mewarisi (apa yang dimiliki oleh Firaun dan
kaumnya).
[6]Dan Kami hendak memberi
mereka kedudukan yang kukuh di negeri itu, serta hendak memperlihatkan
kepada Firaun dan Haman bersama-sama tentera mereka apa yang mereka
bimbangkan dari golongan yang bertindas itu.
[7]Dan Kami ilhamkan kepada
ibu Musa:” Susukanlah dia; dalam pada itu, jika engkau takutkan sesuatu
bahaya mengenainya (dari angkara Firaun), maka (letakkanlah dia di dalam
peti dan) lepaskanlah dia ke laut; dan janganlah engkau merasa bimbang
dan jangan pula berdukacita; sesungguhnya Kami akan mengembalikannya
kepadamu, dan Kami akan melantiknya menjadi salah seorang dari
Rasul-rasul Kami.
[8]Setelah itu dia dipungut
oleh orang-orang Firaun; kesudahannya dia akan menjadi musuh dan
menyebabkan dukacita bagi mereka; sesungguhnya Firaun dan Haman serta
orang-orangnya adalah golongan yang bersalah.
[9]Dan (ketika melihat
kanak-kanak itu) berkatalah isteri Firaun: “(Semoga ia menjadi) cahaya
mata bagiku dan bagimu; janganlah kamu membunuhnya; mudah-mudahan ia
berguna kepada kita, atau kita jadikan dia anak”. Padahal mereka tidak
menyedari (kesudahannya).
[10]Dan (sepeninggalannya)
menjadilah hati ibu Musa kosong; sesungguhnya ia nyaris-nyaris
menyatakan perihal anaknya itu dengan berterus-terang jika tidaklah Kami
kuatkan hatinya (dengan perasaan sabar dan tenang tenteram), supaya
tetaplah ia dari orang-orang yang percaya (akan janji Allah).
[11]Dan berkatalah ia
kepada kakak Musa: “Pergilah cari khabar beritanya”. (Maka pergilah ia)
lalu dilihatnya dari jauh sedang orang ramai tidak menyedarinya.
[12]Dan Kami jadikan dia
dari mulanya enggan menyusu kepada perempuan-perempuan yang hendak
menyusukannya; (melihatkan halnya itu), kakaknya berkata: “Mahukah, aku
tunjukkan kamu kepada penduduk sebuah rumah yang dapat memeliharanya
untuk kamu, serta mereka tulus ikhlas kepadanya?”
[13]Maka (dengan jalan itu)
Kami kembalikan dia kepada ibunya supaya tenang tenteram hatinya dan
tidak berdukacita (disebabkan bercerai dengannya); dan supaya ia
mengetahui bahawa janji Allah (untuk menyelamatkannya) adalah benar;
akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (yang demikian itu).
[14]Dan ketika Musa sampai
ke peringkat umurnya yang cukup kekuatannya dan sempurna, Kami beri
kepadanya kebijaksanaan serta ilmu pengetahuan; dan demikian Kami
membalas orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya.
[15]Dan masuklah ia ke
bandar (Mesir) dalam masa penduduknya tidak menyedarinya, lalu
didapatinya di situ dua orang lelaki sedang berkelahi, – seorang dari
golongannya sendiri dan yang seorang lagi dari pihak musuhnya. Maka
orang yang dari golongannya meminta tolong kepadanya melawan orang yang
dari pihak musuhnya; Musa pun menumbuknya lalu menyebabkan orang itu
mati. (pada saat itu) Musa berkata: “Ini adalah dari kerja Syaitan,
sesungguhnya Syaitan itu musuh yang menyesatkan, yang nyata (angkaranya)
“.
[16]Ia merayu (dengan
sesalnya): “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diri
sendiri; oleh itu ampunkanlah – apalah jua kiranya – akan dosaku”. (Maka
Allah Taala menerima taubatnya) lalu mengampunkan dosanya; sesungguhnya
Allah jualah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
[17]Ia merayu lagi: “Wahai
Tuhanku, demi nikmat-nikmat yang Engkau kurniakan kepadaku, (peliharalah
daku) supaya aku tidak akan menjadi penyokong kepada golongan yang
bersalah”.
[18]Semenjak itu,
tinggalah ia di bandar (Mesir) dalam keadaan cemas sambil memerhatikan
(berita mengenai dirinya), maka tiba-tiba orang yang meminta pertolongan
kepadanya semalam, memanggil meminta pertolongannya lagi. Musa berkata
kepadanya: “Sesungguhnya engkau ini orang yang nyata sesatnya!”
[19]Maka ketika ia bersedia
hendak menumbuk orang yang menjadi musuh bagi mereka berdua berkatalah
orang itu: “Wahai Musa, adakah engkau hendak membunuhku sebagaimana
engkau membunuh satu jiwa semalam? Sebenarnya engkau hanyalah hendak
menjadi seorang yang kejam di bumi, dan tidaklah engkau hendak menjadi
seorang pendamai”.
[20]Dan datanglah seorang
lelaki dari hujung bandar itu dengan berlari, (lalu menyampaikan berita)
dengan berkata: “Wahai Musa, sesungguhnya pegawai-pegawai Firaun sedang
mengadakan pakatan terhadapmu, mereka hendak membunuhmu; oleh itu
pergilah dari sini, sesungguhnya aku adalah pemberi nasihat secara
ikhlas kepadamu”.
[21]Musa pun keluarlah dari
negeri itu dalam keadaan cemas sambil memerhatikan (berita mengenai
dirinya) serta berdoa dengan berkata: “Wahai Tuhanku, selamatkanlah daku
dari kaum yang zalim “.
[22]Dan setelah ia
(meninggalkan Mesir dalam perjalanan) menuju ke negeri Madyan, berdoalah
ia dengan berkata: “Mudah-mudahan Tuhanku menunjukkan jalan yang benar
kepadaku,”.
[23]Dan ketika dia sampai
di telaga air negeri Madyan, ia dapati di situ sekumpulan orang-orang
lelaki sedang memberi minum (binatang ternak masing-masing), dan ia juga
dapati di sebelah mereka dua perempuan yang sedang menahan
kambing-kambingnya. dia bertanya: “Apa hal kamu berdua?” Mereka
menjawab: “Kami tidak memberi minum (kambing-kambing kami) sehingga
pengembala-pengembala itu membawa balik binatang ternak masing-masing;
dan bapa kami seorang yang terlalu tua umurnya “.
[24]Maka Musa pun memberi
minum kepada binatang-binatang ternak mereka, kemudian ia pergi ke
tempat teduh lalu berdoa dengan berkata: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya
aku sangat berhajat kepada sebarang rezeki pemberian yang Engkau
berikan”.
[25]Kemudian salah seorang
dari perempuan dua beradik itu datang mendapatkannya dengan berjalan
dalam keadaan tersipu-sipu sambil berkata:” Sebenarnya bapaku
menjemputmu untuk membalas budimu memberi minum binatang ternak kami”.
Maka ketika Musa datang mendapatkannya dan menceritakan kepadanya
kisah-kisah kejadian yang berlaku (mengenai dirinya) berkatalah orang
tua itu kepadanya: “Janganlah engkau bimbang, engkau telah selamat dari
kaum yang zalim itu “.
[26]Salah seorang di antara
perempuan yang berdua itu berkata: “Wahai ayah, ambilah dia memjadi
orang upahan (mengembala kambing kita), sesungguhnya sebaik-baik orang
yang ayah ambil bekerja ialah orang yang kuat, lagi amanah”.
[27]Bapa perempuan itu
berkata (kepada Musa): “Aku hendak mengahwinkanmu dengan salah seorang
dari dua anak perempuanku ini, dengan syarat bahawa engkau bekerja
denganku selama delapan tahun; dalam pada itu, jika engkau genapkan
menjadi sepuluh tahun, maka yang demikian itu adalah dari kerelaanmu
sendiri. Dan (ingatlah) aku tidak bertujuan hendak menyusahkanmu; engkau
akan dapati aku Insya Allah, dari orang-orang yang baik layanannya”.
[28]Musa menjawab:
“Perjanjian itu adalah antaraku denganmu (tetap dihormati bersama); yang
mana sahaja dari dua tempoh itu yang aku tunaikan, maka janganlah
hendaknya aku disalahkan. Dan Allah jualah menjadi Pengawas terhadap apa
yang kita katakan itu”.
[29]Setelah Musa
menyempurnakan tempoh kerjanya itu dan (mendapat izin) berjalan dengan
isterinya (kembali ke Mesir), ia melihat (dalam perjalanannya itu) api
dari sebelah Gunung Tursina. (Ketika itu) berkatalah ia kepada
isterinya: “Berhentilah; sesungguhnya aku ada melihat api, semoga aku
dapat membawa kepada kamu sesuatu berita dari situ, atau sepuntung dari
api itu, supaya kamu dapat memanaskan diri”.
[30]Maka ketika ia sampai
ke tempat api itu, (kedengaran) ia diseru dari tepi lembah yang di
sebelah kanan, di tempat yang dilimpahi berkat, dari arah pohon kayu
(yang ada di situ): “Wahai Musa, sesungguhnya Akulah Allah Tuhan
sekalian alam. (Sesungguhnya api itu adalah sebagai satu isyarat yang
didatangkan oleh Allah untuk menarik perhatian Musa ke tempat itu dan
bukannya zat Allah, Wallahu A’lam)
[31]“Dan (sekarang)
campakkanlah tongkatmu”. (Ia pun mencampaknya), maka apabila ia melihat
tongkatnya itu (menjadi seekor ular besar) bergerak cepat tangkas,
seolah-olah seekor ular kecil, berpalinglah ia melarikan diri dan tidak
menoleh lagi. (Lalu ia diseru): “Wahai Musa, datanglah kemari dan
janganlah engkau takut. Sesungguhnya engkau dari orang-orang yang
beroleh aman.
[32]“Masukkanlah tanganmu
melalui belahan dada bajumu, nescaya keluarlah ia putih bersinar-sinar
dengan tiada cacat; dan kepitlah tanganmu di celah ketiakmu ketika
merasa takut (nescaya hilanglah takutmu). Yang demikian adalah dua bukti
dari Tuhanmu (untuk engkau menunjukkannya) kepada Firaun dan kaumnya.
Sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang fasik – derhaka”
[33]Nabi Musa merayu dengan
berkata: “Wahai Tuhanku, bahawa aku telah membunuh seorang dari
kalangan mereka; oleh itu aku takut mereka akan membunuhku “
[34]“Dan saudaraku – Harun,
ia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersama-samaku
sebagai penyokong yang mengakui kebenaranku; sesungguhnya aku bimbang
bahawa mereka akan mendustakan daku”.
[35]Allah berfirman: “Kami
akan menguatkan tenaga dan daya-usahamu dengan saudaramu (Harun), dan
Kami akan memberikan kuasa kemenangan kepada kamu berdua oleh itu mereka
tidak akan sampai kepada maksud membahayakan atau mengalahkan kamu.
Dengan membawa ayat-ayat keterangan Kami itu, kamu berdua serta
pengikut-pengikut kamu akan menang”.
[36]Setelah Nabi Musa
datang kepada Firaun dan kaumnya dengan membawa ayat-ayat keterangan
Kami yang terang nyata, mereka berkata: “Apa yang engkau bawa ini
hanyalah sihir yang dibuat-buat, dan kami tidak pernah mendengar tentang
perkara ini dalam kalangan datuk nenek kami yang telah lalu”.
[37]Dan (bagi menjawabnya)
Nabi Musa berkata: “Tuhanku lebih mengetahui siapakah yang membawa
hidayah petunjuk dari sisiNya dan siapa yang akan beroleh kesudahan yang
baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan
berjaya”.
[38]Dan Firaun pula
berkata: “Wahai orang-orangku, aku tidak mengetahui ada bagi kamu
sebarang tuhan yang lain daripadaku; oleh itu, wahai Haman, bakarkanlah
untukku batu-bata, serta binalah untukku bangunan yang tinggi, supaya
aku naik melihat Tuhan Musa (yang dikatakannya itu); dan sesungguhnya
aku percaya adalah Musa dari orang-orang yang berdusta”.
[39]Dan berlaku sombong
takburlah Firaun dan tenteranya di negeri itu dengan tiada alasan yang
benar, dan mereka menyangka bahawa mereka tidak akan dikembalikan kepada
Kami.
[40]Dengan sebab itu Kami
mengepungnya bersama-sama tenteranya serta Kami humbankan mereka ke
dalam laut; maka perhatikanlah bagaimana buruknya kesudahan orang-orang
yang zalim.
[41]Dan Kami jadikan mereka
ketua-ketua (dalam kesesatan) yang mengajak ke neraka (dengan
kekufurannya), dan pada hari kiamat pula mereka tidak mendapat sebarang
pertolongan.
[42]Dan Kami iringi mereka
dengan laknat di dunia ini, dan pada hari kiamat pula adalah mereka dari
orang-orang yang tersingkir (dari rahmat Kami) dengan sehina-hinanya.
[43]Dan demi
sesungguhnya, Kami berikan kepada Nabi Musa Kitab Taurat sesudah Kami
binasakan kaum-kaum yang telah lalu, untuk membuka hati dan menjadi
hidayah petunjuk serta membawa rahmat, semoga mereka beringat.
[44]Dan engkau (wahai
Muhammad) tidak ada di sebelah barat (tempat Nabi Musa menerima wahyu)
ketika Kami sempurnakan penyerahan Kitab Taurat kepadanya, dan engkau
juga tidak termasuk dalam golongan yang menyaksikan peristiwa itu.
[45]Akan tetapi (engkau
hanya mengetahui kisah itu dengan jalan Kami memberi wahyu kenabian
kepadamu disebabkan) Kami telah mengadakan beberapa umat (dari zaman
Nabi Musa hingga ke zamanmu) sampai berlanjutanlah masa yang mereka
lalui (serta kucar-kacirlah ugama yang mereka anuti). Dan engkau pula
tidak pernah tinggal bersama-sama penduduk negeri Madyan membaca dan
mempelajari dari mereka ayat-ayat keterangan Kami (tentang hal Nabi Musa
di sana), tetapi Kamilah yang mengutusmu (menjadi Rasul dan memberi
wahyu kepadamu mengenai hal itu).
[46]Dan engkau juga tidak
berada dekat Gunung Tursina ketika Kami menyeru (Nabi Musa dan memberi
wahyu kepadanya dahulu), tetapi (diturunkan) rahmat (Al-Quran) dari
Tuhanmu (menerangkan Kisah itu) supaya engkau memberi amaran kepada kaum
(mu) yang telah lama tidak didatangi sebarang Rasul pemberi amaran
sebelummu, semoga mereka beroleh pengajaran (serta insaf mematuhinya).
[47]Dan kalau tidaklah
orang-orang musyrik itu akan berkata – semasa mereka ditimpa bala
bencana disebabkan perbuatan kufur dan maksiat yang mereka lakukan:
“Wahai Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutuskan kepada Kami seorang
Rasul supaya kami menurut ayat-ayat keteranganMu (yang dibawanya), dan
supaya kami menjadi dari orang-orang yang beriman, ” (tentulah engkau
wahai Muhammad tidak diutuskan kepada mereka, bahkan Kami terus menyeksa
mereka).
[48]Maka ketika datang
kepada mereka kebenaran (Al-Quran) dari sisi Kami, mereka berkata pula:
“Hendaknya (Muhammad) diberi (Kitab ugama yang diturunkan dengan
sekaligus) sebagaimana Kitab Taurat yang diberikan kepada Musa”.
Bukankah mereka dahulu telah kufur ingkar akan apa yang diberikan kepada
Nabi Musa? Mereka berkata lagi: “Kedua-duanya (Al-Quran dan Taurat) itu
ialah sihir yang saling membantu (yang satu menyokong yang lain). “Dan
mereka berkata pula: “Sesungguhnya kami kufur ingkar terhadap
Kitab-kitab itu semuanya!”
[49]Katakanlah (wahai
Muhammad): “Kalau demikianlah sikap kamu maka bawalah sebuah Kitab dari
sisi Allah yang dapat memberi panduan lebih daripada keduanya, supaya
aku menurutnya. (Bawalah dia) jika betul kamu orang-orang yang benar “.
[50]Kemudian, kalau mereka
tidak dapat menerima cabaranmu (wahai Muhammad), maka ketahuilah,
sesungguhnya mereka hanyalah menurut hawa nafsu mereka; dan tidak ada
yang lebih sesat daripada orang yang menurut hawa nafsunya dengan tidak
berdasarkan hidayah petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak
memberi pimpinan kepada kaum yang zalim (yang berdegil dalam
keingkarannya).
[51]Dan demi sesungguhnya
Kami telah hubungkan turunnya firman-firman Kami (Al-Quran) dengan
berturut-turut kepada mereka, supaya mereka beroleh peringatan (lalu
beriman).
[52]Orang-orang yang Kami beri Kitab sebelum turunnya Al-Quran, mereka beriman kepadanya.
[53]Dan apabila Al-Quran
itu dibacakan kepada mereka; mereka, berkata: “Kami beriman kepadanya,
sesungguhnya ia adalah perkara yang betul benar dari Tuhan kami;
sesungguhnya kami sebelum ia diturunkan, telahpun mematuhinya “.
[54]Mereka itu akan beroleh
pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka; dan juga kerana mereka
menolak kejahatan dengan kebaikan, dan mereka menderma dari apa yang
Kami kurniakan kepada mereka.
[55]Dan apabila mereka
mendengar perkataan yang sia-sia, mereka berpaling daripadanya sambil
berkata: “Bagi kami amal kami dan bagi kamu pula amal kamu; selamat
tinggalah kamu; kami tidak ingin berdamping dengan orang-orang yang
jahil”.
[56]Sesungguhnya engkau
(wahai Muhammad) tidak berkuasa memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa
yang engkau kasihi (supaya ia menerima Islam), tetapi Allah jualah yang
berkuasa memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa yang dikehendakiNya
(menurut undang-undang peraturanNya); dan Dia lah jua yang lebih
mengetahui akan orang-orang yang (ada persediaan untuk) mendapat hidayah
petunjuk (kepada memeluk Islam).
[57]Dan mereka (yang kafir)
berkata: “Kalau kami menyertaimu menurut petunjuk yang engkau bawa itu,
nescaya kami dengan serta merta ditangkap dan diusir dari negeri kami
(oleh golongan yang menentang)”. Mengapa mereka (berkata demikian)?
Bukankah kami telah melindungi mereka dan menjadikan (negeri Makkah)
tempat tinggal mereka sebagai tanah suci yang aman, yang dibawa
kepadanya hasil tanaman dari segala jenis, sebagai rezeki pemberian dari
sisi Kami? (Benar, Kami telah menjadikan semuanya itu), tetapi
kebanyakan mereka tidak memikirkan perkara itu untuk mengetahuinya
(serta bersyukur).
[58]Dan berapa banyak Kami
binasakan negeri-negeri yang penduduknya telah berlaku sombong dan tidak
bersyukur dalam kehidupannya (yang serba mewah dan senang lenang). Maka
itulah dia tempat-tempat tinggal mereka terbiar tidak didiami orang
sesudah mereka (dibinasakan), kecuali sedikit sahaja dan sesungguhnya
Kamilah yang mewarisi mereka.
[59]Dan tidaklah menjadi
kebiasaan Tuhanmu membinasakan mana-mana negeri sebelum Ia mengutus ke
ibu negeri itu seorang Rasul yang akan membacakan kepada penduduknya
ayat-ayat keterangan Kami; dan tidaklah menjadi kebiasaan Kami
membinasakan mana-mana negeri melainkan setelah penduduknya berlaku
zalim.
[60]Dan apa jua (harta
benda dan lain-lainnya) yang diberikan kepada kamu, maka adalah ia
merupakan kesenangan hidup di dunia dan perhiasannya; dalam pada itu,
apa jua yang ada di sisi Allah (yang disediakan untuk orang-orang yang
beriman dan taat) adalah ia lebih baik dan lebih kekal; maka mengapa
kamu tidak mahu memahaminya?
[61](Jika sudah diketahui
yang demikian) maka adakah orang yang Kami janjikan kepadanya janji yang
baik (balasan Syurga) lalu ia mendapatnya, sama seperti orang yang kami
kurniakan menikmati kesenangan hidup di dunia kemudian ia pada hari
kiamat termasuk dalam golongan yang dibawa (untuk menerima azab neraka)?
[62]Dan pada hari (kiamat
itu) Allah menyeru mereka lalu bertanya:” Mana dia sekutu-sekutuKu, yang
kamu anggap mereka (menjadi tuhan dan dapat memberikan pertolongan)?”
[63]Mereka yang berhak
menerima hukuman (azab neraka) berkata: “Wahai Tuhan kami, inilah mereka
yang kami menyebabkan kesesatannya, kami menyebabkan mereka sesat
(dengan pilihan mereka sendiri) sebagaimana kami telah sesat (dengan
pilihan kami sendiri); (dengan ini) kami mengakui kepadaMu bahawa kami
berlepas diri (dari kekufuran mereka). Bukanlah Kami yang mereka puja
dan taati, (bahkan mereka hanya memuja dan mentaati hawa nafsu mereka
sendiri)”.
[64]Dan dikatakan (kepada
mereka): Panggilah makhluk-makhluk dan benda-benda yang kamu jadikan
sekutu Allah (untuk menolong kamu)”. lalu mereka memanggilnya, tetapi
makhluk-makhluk dan benda-benda itu tidak menyahut panggilan mereka; dan
mereka tetap melihat azab (dengan merasa sesal) serta bercita-cita
kalaulah mereka di dunia dahulu menurut petunjuk.
[65]Dan pada hari (kiamat
itu) Allah menyeru mereka lalu bertanya: “Apa jawab kamu kepada
Rasul-rasul yang diutus kepada kamu dahulu?
[66]Maka gelaplah kepada
mereka, pada hari itu, segala khabar berita dan peristiwa (yang telah
lalu), serta menjadilah mereka tidak dapat hendak bertanya-tanyaan
sesama sendiri.
[67](Demikianlah akibat
orang-orang derhaka), adapun orang yang bertaubat dan beriman serta
beramal soleh, maka semoga akan menjadilah ia dari orang-orang yang
berjaya.
[68]Dan Tuhanmu menciptakan
apa yang dirancangkan berlakunya, dan Dia lah juga yang memilih
(satu-satu dari makhlukNya untuk sesuatu tugas atau keutamaan dan
kemuliaan); tidaklah layak dan tidaklah berhak bagi sesiapapun memilih
(selain dari pilihan Allah). Maha Suci Allah dan Maha Tinggilah
keadaanNya dari apa yang mereka sekutukan denganNya.
[69]Dan Tuhanmu mengetahui akan apa yang terpendam dalam hati mereka dan apa yang mereka zahirkan.
[70]Dan Dia lah Allah tiada
Tuhan melainkan Dia. Segala puji tertentu bagiNya, di dunia dan di
akhirat; dan hanyalah Dia yang berkuasa menghukum, serta kepadaNyalah
kamu semua dikembalikan.
[71]Katakanlah: “Bagaimana
fikiran kamu jika Allah menjadikan malam kepada kamu tetap
selama-lamanya hingga ke hari kiamat; tuhan yang manakah yang lain dari
Allah, yang dapat membawakan cahaya yang menerangi kepada kamu? Maka
mengapa kamu tidak mahu mendengar (secara memahami dan menerima
kebenaran)?”
[72]katakanlah lagi:
Bagaimana fikiran kamu jika Allah menjadikan siang kepada kamu tetap
selama-lamanya hingga ke hari kiamat; tuhan yang manakah yang lain dari
Allah, yang dapat membawakan malam kepada kamu untuk kamu berehat
padanya? Maka mengapa kamu tidak mahu melihat (dalil-dalil dan bukti
keesaan dan kekuasaan Allah)?”
[73]Dan di antara rahmat
pemberianNya, Ia menjadikan untuk kamu malam dan siang (silih berganti
supaya kamu berehat padanya dan supaya kamu berusaha mencari rezeki dari
limpah kurniaNya, dan juga supaya kamu bersyukur.
[74]Dan (ingatlah) pada
hari (kiamat), Allah akan menyeru mereka lalu bertanya: “Mana dia
sekutu-sekutuKu yang kamu sifatkan mereka (menjadi tuhan dan dapat
memberikan pertolongan)?”
[75]Dan (pada hari itu)
Kami keluarkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, lalu Kami katakan
(kepada golongan yang kafir): “Bawalah keterangan dan bukti kebenaran
kamu”. Maka (pada saat itu) ketahuilah mereka bahawa kebenaran (hak
ketuhanan) itu tertentu bagi Allah, dan (dengan itu), hilang lenyaplah
dari mereka apa yang mereka ada-adakan secara dusta dahulu.
[76]Sesungguhnya Qarun
adalah ia dari kaum Nabi Musa, kemudian ia berlaku sombong dan zalim
terhadap mereka; dan Kami telah mengurniakannya dari berbagai jenis
kekayaan yang anak-anak kuncinya menjadi beban yang sungguh berat untuk
dipikul oleh sebilangan orang yang kuat sasa. (Ia berlaku sombong)
ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah engkau bermegah-megah
(dengan kekayaanmu), sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang
yang bermegah-megah. (seperti lagakmu itu).
[77]“Dan tuntutlah dengan
harta kekayaan yang telah dikurniakan Allah kepadamu akan pahala dan
kebahagiaan hari akhirat dan janganlah engkau melupakan bahagianmu
(keperluan dan bekalanmu) dari dunia; dan berbuat baiklah (kepada
hamba-hamba Allah) sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu (dengan
pemberian nikmatNya yang melimpah-limpah); dan janganlah engkau
melakukan kerosakan di muka bumi; sesungguhnya Allah tidak suka kepada
orang-orang yang berbuat kerosakan “.
[78]Qarun menjawab
(dengan sombongnya): “Aku diberikan harta kekayaan ini hanyalah
disebabkan pengetahuan dan kepandaian yang ada padaku”. (Kalaulah Qarun
bijak pandai) tidakkah ia mengetahui dan pandai memahami, bahawa Allah
telah membinasakan sebelumnya, dari umat-umat yang telah lalu,
orang-orang yang lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan
harta kekayaan ? Dan (ingatlah) orang-orang yang berdosa (apabila mereka
diseksa) tidak lagi ditanya tentang dosa-dosa mereka, (kerana Allah
sedia mengetahuinya).
[79]Kemudian Qarun keluar
kepada kaumnya dengan memakai perhiasannya. (Pada saat itu) berkatalah
orang-orang yang semata-mata inginkan kesenangan kehidupan dunia:
“Alangkah baiknya kalau kita ada kekayaan seperti yang didapati oleh
Qarun! Sesungguhnya dia adalah seorang yang bernasib baik”.
[80]Dan berkata pula
orang-orang yang diberi ilmu (di antara mereka): “Janganlah kamu berkata
demikian, pahala dari Allah lebih baik bagi orang yang beriman dan
beramal soleh; dan tidak akan dapat menerima (pahala yang demikian) itu
melainkan orang-orang yang sabar”.
[81]Lalu Kami timbuskan dia
bersama-sama dengan rumahnya di dalam tanah, maka tidaklah ia mendapat
sebarang golongan yang boleh menolongnya dari azab Allah” dan ia pula
tidak dapat menolong dirinya sendiri.
[82]Dan orang-orang yang
pada masa dahulu bercita-cita mendapat kekayaan seperti Qarun – mulai
sedar sambil berkata: “Wah! Sesungguhnya Allah memewahkan rezeki bagi
sesiapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya, dan Dia lah juga yang
menyempitkannya kalau tidak kerana Allah memberi pertolongan kepada kita
tentulah kita akan dibinasakan dengan tertimbus di dalam tanah (seperti
Qarun). Aduhai! Sesungguhnya orang-orang yang kufurkan nikmat Allah itu
tidak akan berjaya!”
[83]Negeri akhirat (yang
telah diterangkan nikmat-nikmatnya) itu, Kami sediakan bagi orang-orang
yang tidak bertujuan hendak mendapat pengaruh atau kelebihan di muka
bumi dan tidak ingat hendak melakukan kerosakan; dan kesudahan yang baik
adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.
[84]Sesiapa yang datang
membawa amal baik (pada hari akhirat) maka baginya balasan yang lebih
baik daripadanya; dan sesiapa yang datang membawa amal jahat, maka
mereka yang melakukan kejahatan tidak di balas melainkan dengan apa yang
mereka kerjakan.
[85]Sesungguhnya Allah yang
mewajibkan kepadamu (beramal dan menyampaikan) Al-Quran (wahai
Muhammad) sudah tentu akan menyampaikan engkau lagi kepada apa yang
engkau ingini dan cintai. Katakanlah (kepada kaum yang menentangmu):
“Tuhanku amat mengetahui akan sesiapa yang membawa hidayah petunjuk dan
sesiapa pula yang berada dalam kesesatan yang nyata “.
[86]Dan engkau (wahai
Muhammad) tidak pernah berharap supaya Kitab Al-Quran ini diturunkan
kepadamu, (tetapi ia diturunkan kepadamu) hanyalah sebagai rahmat dari
Tuhanmu, oleh itu janganlah engkau menjadi orang-orang kafir.
[87]Dan janganlah mereka
(yang ingkar) dapat menghalangmu (daripada menyampaikan dan beramal
dengan) ayat-ayat Allah sesudah ia diturunkan kepadamu; dan serulah
manusia kepada (ugama) Tuhanmu; dan janganlah engkau menjadi dari
golongan yang menyertai orang-orang musyrik.
[88]Dan janganlah engkau
menyembah tuhan yang lain bersama-sama Allah. Tiada Tuhan melainkan Dia.
Tiap-tiap sesuatu akan binasa melainkan Zat Allah. BagiNyalah kuasa
memutuskan segala hukum, dan kepadaNyalah kamu semua dikembalikan (untuk
dihitung amal masing-masing dan menerima balasan).
No comments:
Post a Comment