57. Al Muhshi
وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا
[49]
Dan “Kitab-kitab Amal” juga tetap akan dibentangkan, maka engkau akan melihat orang-orang yang berdosa itu, merasa takut akan apa yang tersurat di dalamnya; dan mereka akan berkata:” Aduhai celakanya kami, mengapa kitab ini demikian keadaannya? Ia tidak meninggalkan yang kecil atau yang besar, melainkan semua dihitungnya!” Dan mereka dapati segala yang mereka kerjakan itu sedia (tertulis di dalamnya); dan (ingatlah) Tuhanmu tidak berlaku zalim kepada seseorangpun. (Qs. Al-Kahfi: 49)
Kelak di akherat, semua manusia akan menerima sebuah kitab “rekam jejak” yang berisi catatan lengkap tentang semua amal, baik yang berupa perkataan, perbuatan, maupun diamnya. Tak ketinggalan, di sana juga berisi catatan mengenai sikap, perasaan, gerak hati, dan niat. Dalam kitab itu tidak ada yang tersisa, termasuk gerak mata, lintasan hati, niat dan motivasi.
Lalu, apa yang tertinggal? Sekecil apapun perbuatan yang pernah kita lakukan pastilah mengisi lembaran buku tersebut. Kelak kita akan diperlihatkan kembali semua amal kita, baik yang lucu, yang konyol, yang menggemaskan, atau yang menyedihkan. Seolah kita diajak masuk dalam lorong waktu, lalu kita melihat diri kita secara utuh sejak bayi hingga mati.
“Barangsiapa yang berbuat baik walau sebiji atom, kelak pasti ia akan melihatnya. Demikian pula, siapa yang melakukan perbuatan buruk walau sekecil biji atom, kelak dia akan mengenalinya”. (Qs. Al-Zalzalah: 7 dan 8)
Dari buku catatan itu, ada beberapa peristiwa yang masih kita ingat atau kita kenang, tapi tidak sedikit di antaranya yang telah kita lupakan. Yang perlu diketahui bahwa tidak ada catatan yang didelete, semua bisa dihadirkan kembali. Bisa dicopy paste.
“Pada hari ketika semuanya dibangkitkan Allah, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitung (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (Qs. Al-Mujadalah: 6)
Kitab yang akan kita terima nanti, tidak saja berisi catatan amal perbuatan kita sendiri, tapi juga mencatat bekas-bekas yang kita tinggalkan. Amal kita ternyata meningglkan bekas. Jika menjadi inspirasi kebaikan orang-orang sesudah kita, maka kebaikan itu menjadi kebaikan bagi kita. Jika sebaliknya, maka kejahatan itu menjadi beban bagi kita. Allah juga menegaskan:
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami himpun dan Kitab Induk yang nyata”. (Qs. Yaa Siin: 12)
Tentang hal ini, Rasulullah saw telah bersabda:
“Barangsiapa yang medatangkan jalan yang baik di dalam islam, maka untuknyalah pahala dan pahala orang yang mengamalkannya sesudahnya, dengan tidak mengurangi pahala untuk yang memulai itu sedikitpun. Dan barangsiapa yang merentangkan jalan baru yang buruk dalam Islam, maka akan dipikulkannyalah dosanya dan dosa orang yang menuruti jalannya sesudahnya dengan tidak mengurangi pula dosanya sedikitpun untuk yang memulai itu.” (HR. Muslim)
Allah yang memiliki sifat Al-Muhshi mencatat secara cermat dan memperhitungkan secara adil, serta memberi pahala dan siksa secara bijaksana. Manusia bias lolos dari jerat hukum dunia, tapi catatan yang sangat lengkap dan detail, serta anti virus itu tak akan pernah ada yang terlewatkan.
“Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat, tercatat dalam buku-buku catatan. Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis (tercatat). (Qs. Al-Qamar: 52 – 53).
Perhitungan Allah yang memiliki nama indah (asmaul husna) Al-Muhshi itu dijamin akurat, tepat, dan pasti pas.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment